Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/118

Halaman ini tervalidasi

"Iya, Bunda."

Lalu Indah meninggalkan rumahnya sendirian menuju Masjid, rencananya pergi bersama Siti gagal karena sedikit gangguan. Ia sudah perkirakan kalau ia akan datang terlambat, tapi mau bagaimana lagi begitulah keadaannya.

Trililit...trililit....

Handphone Indah lagi-lagi berdering di sakunya, itu adalah sms dari Rina.

'Ternyata pesta itu adalah sukuran penyambutan kakak Dika yang baru saja pulang dari Kairo. Kami kecewa banget In. Udah capek-capek berpakaian seperti bintang film termahal, eh...kejadiannya malah kayak gini.'

Indah cekikikan sendiri membaca isi pesan singkat itu. Untung saja ia tidak jadi ikut dengan Linda dan Rina, kalau memang kejadiannya demikian tentu ia akan malu juga karena yang Dika sendiri tidak ada mengundangnya untuk ikut ke acara itu.

"Beruntung sekali aku tidak ikut mereka. Benar juga nasehat bunda tadi, lebih baik aku melakukan hal positif yang lebih berguna dari pada menghabiskan waktu tanpa menghasilkan apa-apa. Sungguh benar! Nasehat Bunda itu adalah mutiara yang harus aku kalungkan dalam menjalani hari agar terasa lebih indah dan bermakna.

Indah tidak memikirkan lagi keadaan Linda dan Rina. Tanpa pikir panjang, Indah kembali menuju Masjid mendengarkan pengajian dari Ustad Ahmad.

106