Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/127

Halaman ini tervalidasi

ada hal istimewa yang akan menunjukkan jalan ini. Aku sendiri terkejut ketika tiba-tiba ia mendatangiku.

Lamarannya membuatku tak karuan lagi. Di antara kaum adam yang pernah melamarku, memang dialah yang paling unggul. Aku hampir saja menerimanya meski ada kebimbangan di hatiku. Aku ingin menceritakan hal ini pada Anggi, tapi entah kenapa aku benar-benar tak berani. Yang dapat kulakukan hanyalah menelepon mama. Namun mama menyerahkan semua keputusan padaku meski lebih berat mengiyakannya mengingat umurku yang sudah mengizinkan. Sayangnya komen mama tersebut membuatku masih tidak yakin. Doaku dalam salat malamku juga masih belum terkabulkan, hingga aku tak bisa menikmati liburanku sebelum diwisuda sepenuhnya.

Aku yakin Anggi tahu hal ini, namun tak mau membicarakannya sebelum aku memulai. Akhirnya kukumpulkan semua keberanianku demi mendapatkan nasehat dari saran dari sahabatku ini. Sayangnya ia tak merespon seperti yang kubayangkan.

Malam itu aku bangun seperti biasa, kulaksanakan beberapa salat sunat yang biasa kulakukan. Berdoa agar pemilik segala kasih sayang dan cinta menguatkan hatiku apakah aku harus menerima atau menolaknya. Dan bila aku harus menolak, dekatkanlah aku dengan seseorang yang telah ia tetapkan untukku.

Malam berikutnya aku bermimpi, seseorang mengimaniku salat. Aku sangat mengenalnya. Namun setelah terbangun, aku lupa siapa imamku itu. Dan anehnya lagi, bila kupikir ia adalah si ketua yang telah melamarku, aku tak lagi merasa bimbang, melainkan aku yakin untuk menolaknya.

Hari-hari berikutnya aku masih berpikir tentang imam salat dalam mimpiku.

Biasanya hal-hal seperti ini selalu kuceritakan pada Anggi, tapi kali ini aku tak terpikir untuk melakukannya. Dua

115