Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/150

Halaman ini tervalidasi

pada pemilik tanah-tanah terlantar di ujung jalan sana, aku akan berusaha mengolahnya untuk kita berladang."

Ibu terdiam, ia tak berkata-kata lagi.

"Pen, kemarin ibu sudah menyiapkan pinang-pinang kecil di belakang rumah, coba kau lihat nanti." Ibu tersenyum padaku.

Aku menangis dalam hati, bagaimanapun aku tidak mau menampakkan kesedihanku di hadapan ibu. Kecintaan ibu pada pohon pinang sudah begitu kuat tampaknya, berpuluh-puluh pinang kecil tersandar di belakang rumahku.


Catatan:

Teronggok= tertumpuk, tumpukan.

Tampang= bibit tanaman.

balataun = ungkapan kemarahan ala minang

138