Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/154

Halaman ini tervalidasi

sekolah. Semuanya telah diperhitungkan dengan cermat. Jam berapa harus bangun, mandi, membersihkan rumah dan berangkat ke sekolah sudah diatur sedemikian rupa. Kedisiplinan terhadap waktu dan jadwal yang sudah direncanakan adalah bagian dari kepribadian Rina.

Hal ini terlihat sangat kontras dengan beberapa teman-teman Rina yang lainnya. Baik yang tinggal di indekos maupun di asrama yang jaraknya hanya beberapa puluh meter saja dari sekolah. Kebanyakan dari mereka baru datang setelah bel pertama terdengar berbunyi. Dari tempat Rina berdiri terdengar saja tapak-tapak sepatu berdentuman. Dan dengusan napas siswa-siswa yang berlarian. Beberapa di antara mereka terlihat mengapit beberapa buah buku. Bahkan karena tergesa-gesanya sering buku mereka berceceran di sepanjang jalan.

Lain lagi ceritanya dengan beberapa teman cowok Rinal yang berangkat pagi dari rumah tetapi tidak segera masuk ke lingkungan sekolah. Mereka lebih memilih nongkrong dulu di beberapa warung di sekitar sekolah. Mencuri-curi untuk menghisap barang sebatang atau dua batang rokok. Dengan cara sembunyi-sembunyi seperti inilah mereka mencoba menikmati kenakalan masa remaja mereka. Sebab bila ketahuan oleh guru atau penjaga sekolah pastilah mereka akan mendapatkan sanksi. Siswa-siswa seperti itu biasanya baru akan berhamburan dan berkejar-kejar masuk bila Pak Madi satpam sekolah sudah terlihat menarik pintu gerbang yang akan segera ditutup. Itulah sedikit cerita tentang teman-teman Rina.

Tidak ada yang spesial hari ini. Semua berjalan sebagaimana biasanya. Pelajaran dimulai pada pukul 7.30 dan berakhir pada pukul 14.00. Dengan dua kali jeda istirahat untuk jajan dan istirahat shalat. Karena seriusnya belajar tidak terasa jam pulang sudah tiba. Sebelum pulang Rina menyempatkan diri untuk melihat pengumurnan yang baru ditempel di dekat mading. Rupanya itu adalah jadwal

142