Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/155

Halaman ini tervalidasi

tambahan belajar sore bagi kelas tiga yang empat bulan lagi akan menghadapi ujian akhir nasional.

Sejenak Rina berpikir, ini artinya Rina harus mengatur jadwal baru untuk membagi waktu antara belajar danmembantu keluarganya. Walaupun ada adik tapi untuk urusan dapur biasanya Rina yang bertanggung jawab di sana. Pada jadwal belajar sore yang baru dikeluarkan terlihat bahwa proses belajar baru berakhir pada jam 16.00. Bila ditambah dengan waktu untuk salat asar dan perjalanan untuk pulang ke rumah Rina baru akan sampai di rumah pada pukul 17.40. 'Wah sore sekali,' batinnya.

Hari ini adalah hari pertama Rina memulai belajar sore. Berbeda dari hari sebelumnya berarti mulai hari ini Rina akan pulang lebih lambat dari biasanya. Sesuai dengan saran wali kelas agar setiap siswa yang tinggal jauh dari lingkungan sekolah membawa perbekalan makanan atau uang lebih untuk jajan agar bisa mengganjal perut dan tetap semangat ketika belajar. Hal ini juga untuk mengantisipasi agar tidak ada yang sakit menjelang ujian nanti karena belajar yang telah ekstra sebelumnya.

Dari kemarin-kemarin Rina memutar otak mencari cara bagaimana agar saran wali kelas bisa dilaksanakan. sepenuhnya. Kalau meminta tambahan uang jajan sama bapak itu rasanya sangat tidak mungkin sekali. Rina sangat paham dengan kondisi keuangan keluarganya. Satu-satunya tumpuan keluarga untuk mencari nafkah adalah bapak. Penghasilan bapak sebagai seorang buruh tani hanya cukup untuk memberi makan kami sekeluarga saja. Itupun hanya untuk satu atau dua kali makan sehari. “Bahkan tak jarang kami harus mengutang kanan dan kiri atau hanya memanfaatkan apa yang ada dalam kebun," saja ucap Rina dalam hati. Belum lagi biaya untuk pengobatan ibu.

Ibu Rina adalah seorang wanita yang saat ini hanya bisa terbaring di tempat tidur. Sejak terjatuh setahun yang lalu hingga saat ini Ibu hanya bisa berbaring di tempat tidur. Kaki

143