Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/156

Halaman ini tervalidasi

Ibu mengalami kelumpuhan dan karena ada keretakan pada tulang punggung membuat ibunya menjadi sangat susah untuk bergerak. Untuk membantu ibu di rumah selain Rina ada Rara adiknya yang nomor dua. Rara sebenarnya tahun ini sudah harus masuk SLTA tetapi karena belum ada biaya untuk mendaftar masuk sekolah jadi terpaksa untuk tahun ini dia nganggur saja dahulu. Mungkin setelah Rina tamat nanti Rara bisa mencoba untuk melanjutkan kembali sekolahnya. Adik Rina yang tiga orang lagi masih duduk di bangku SD ada yang kelas satu, kelas dua dan kelas lima. Mereka masih bisa tetap sekolah karena kebetulan untuk sekolah dasar tidak ada pungutan biaya dan untuk buku-buku pelajaranpun sudah ada bantuan dari sekolah. Kalau seandainya harus mengeluarkan biaya juga mungkin nasib mereka akan sama dengan Rara.

Satu opsi sepertinya sudah tersingkirkan berarti Rina harus memikirkan cara kedua yaitu membawa bekal dari rumah. Tapi apa ya? Pikir Rina. Untuk makan sehari-hari saja sudah susah. Di rumah dia sering masak seadanya. Bahkan daun singkong di kebun sudah hampir tak pernah absen di meja makan mereka. Jika bapak ada kelebihan uang baru mereka bisa makan dengan lauk yang berbeda seperti tempe, tahu, dan yang paling mewah telur. Di kebun yang ditanam saat ini cuma batang singkong. Berarti aku harus bisa memanfaatkan itu ucap Rina. Jadi sudah di putuskan bahwa Rina akan memanen singkong yang ada di kebun dan dijadikan bekal buat ke sekolah.

Jadilah pada hari ini Rina membawa singkong rebus ke sekolah. Rina sengaja membawa satu potong singkong rebus yang agak besar dan sebotol air minum ke sekolah. Ketika jam istirahat siang datang beberapa teman Rina mengeluarkan bekal makan yang telah mereka bawa dari rumah. Mereka mengajak Rina untuk makan berkelompok bersama mereka. Awalnya Rina bersedia. Dengan segera dia mengambil posisi duduk di sebelah Wati. Satu persatu dari

144