Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/157

Halaman ini tervalidasi

mereka membuka bekal makan yang telah mereka bawa dari rumah. Semuanya terlihat enak dan memancing selera. Ada yang membawa ikan, ayam, daging dan sebagainya. Mata Rina terbelalak, spontan Rina menelan ludah seolah-olah menikmati rasa dari apa yang dia lihat.

Ketika giliran Rina yang diminta untuk membuka bekal mendadak muka Rina memerah, tampak gugup dan salah tingkah. Dia khawatir kalau teman-teman akan tertawa bila melihat bekal apa yang dia bawa. Rina benar-benar bingung bercampur takut. Tiba-tiba dia mengambil tindakan dengan berakting pura-pura mules. "Aduh..., tiba-tiba perutku mulas banget. kalian makan saja duluan ya. Sepertinya aku harus ke kamar mandi. Silahkan makan saja duluan, gak usah tunggu aku. Sepertinya aku agak lama kembalinya. Mulas banget nih soalnya," ucap Rina.

"Ya sudah. Tapi gak apa-apa kita duluan makan?” Tanya Wati.

"Gak apa-apa kok," jawab Rina. Kemudian Rina berjalan keluar kelas sambil berlari dan memegang perutnya. Rina berlari menuju toilet wanita. Di sana yang dia lakukan hanya mondar-mandir saja sambil memikirkan kira-kira teman-teman tahu gak ya kalau aku pura-pura. Capek mondar mandir dia keluar dan duduk di samping aula sambil mengawasi kelasnya dari jauh. Untuk melihat apakah teman-temanya sudah keluar atau belum.

Tiga puluh menit kemudian Rina kembali ke kelas. Dilihatnya teman-temannya sudah bubar dan kelas sekarang sudah kosong. Dengan hati-hati dia melirik ke kiri dan kanan, setelah dirasa aman kemudian Rina mengeluarkan bekal makanan yang dia bungkus dengan kantong kresek. Sedikit demi sedikit Rina menyantap singkong rebusnya hinggal habislah satu potongan besar dan sebotol minum yang dia bawa dari rumah. Kenyang sekali rasanya.. Senyum Rina mengembang. Sekarang aku bisa belajar dengan tenang serunya dalam hati.

145