Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/158

Halaman ini tervalidasi

Beberapa waktu berjalan seperti itu. Rina selalu punya alasan untuk menghindar agar tidak makan bersama teman-temanya. Hingga suatu hari terjadi peristiwa yang tidak dia duga. Beberapa teman mendapati Rina sedang makan singkong rebus dengan lahap. Rina mengira teman-temanya tidak akan kembali secepat itu pada waktu istirahat. Ketika asyik makan salah seorang teman menepuk pundak Rina dari belakang. Kontan saja hal itu membuat Rina tersedak dan susah bernapas. Dan sebagian dari singkong yang ada dalam mulut Rina berhamburan keluar.

Beberapa orang tertawa sedangkan Rina salah tingkah dan malu dibuatnya. Lalu Vivi teman yang telah mengejutkan Rina tadi berkata. "Wahhhhhh..., Rina makan singkong sendiri-sendiri aja. Bagi-bagi dong. Aku kan juga mau." Perlahan hati Rina mulai tenang. Awalnya dia mengira akan ditertawakan oleh teman-temannya karena bekal yang dia punya. Tetapi ternyata hal itu diluar sangkaanya. Malah yang terjadi adalah sebaliknya. Teman-temanya suka dan ingin agar Rina sering-sering membawanya ke sekolah. Agar mereka bisa ikut mencicipi singkongnya. Ada beberapa teman yang mengusulkan agar Rina mencoba mengolah singkong itu dan menjadikannya berbagai macam makanan yang enak-enak. Bahkan mereka bersedia untuk membelinya.

Perlahan jiwa bisnis Rina bangkit, semangatnya menggejolak. Kepercayaan dirinya timbut. Rina mulai berfikir untuk mengajak adiknya Rara untuk memulai bisnis olahan singkong itu. Barangkali saja dengan ini bisa membantu Rara mengumpulkan uang untuk persiapan masuk sekolah. Dengan bantuan dan petunjuk dari ibu, Rina dan Rara memulai usahanya. Kebetulan ibu adalah seorang yang pandai memasak jadi berbagai macam olahan singkong bisa dihasilkan. Dari tempat tidur ibu dengan sabar membimbing Rina dan Rara. Beruntung keduanya anak yang telaten dan giat. Jadi tidak begitu payah bagi ibu untuk

146