Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/164

Halaman ini tervalidasi

Anduang selalu membangunkanku pagi-pagi, mengajakku menuju surau, menghidupkan rekaman bacaan Alquran lalu didekatkan dengan mikrofon, membuatnya terdengar seantero kampung sehingga membuat para jamaah subuh yang setia datang satu persatu. Yang paling seru juga adalah ketika melihat ekspresi penjaga surau yang selalu datang tak berapa lama kemudian dengan wajah mengantuk seraya tersenyum kikuk dan bilang, "Eh, Anduang datang duluan ternyata". Selalu saja begitu. Padahal kalau kuingat-ingat, memang anduanglah yang pasti datang lebih dulu. Aku selalu menikmati ritual pagi bersama anduang. Catat itu, selalu! Yah, tentu terkecuali untuk bagian 'percikan air' tadi. Itu saja. Selebihnya, menyenangkan bersama anduang.

***

"Barang siapo nan maninggakan salat subuh, turun suaro nan dari langik,

Itulah urang nan tatipu! Malapeh diri dari Allah!

Jangan dihunilah alam Aku! Carilah alam selain alam Aku!

Jangan diminumlah aia Aku! Carilah aia selain aia Aku!

Jangan dimakanlah reski aku! Carilah reski selain reski Aku!"

(Siapa yang meninggalkan salat subuh, terdengar suara dari langit

Itulah orang yang tertipu, melepaskan diri dari Allah!

Jangan dihuni alam Aku! Carilah alam selain alam Aku!

Jangan diminum air aku! Carilah air selain air Aku!

Jangan dimakan rezeki aku! Carilah rezeki selain rezeki Aku!)

152