Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/177

Halaman ini tervalidasi

sudah tidak enak,pasti ada kejadian yang tidak diduga-duga.

"Agus, ayo cepat kita lihat suara apa itu."

"Ya, aku ikatkan dulu si Bintiak di pohon besar itu."

"Iya... ayo cepat."

Suasana semakin ricuh, banyak orang yang berteriak-teriak. Ketika semua penonton terkejut, juri malah tidak terkejut sama sekali. Mereka hanya duduk di tempat mereka. menilai dan menunggu pertandingan kembali dimulai.

Setelah dilihat-lihat ternyata suara besar tadi adalah suara tabrakan antara motor dan mobil.

Karena korban kecelakaan terlihat parah dan tidak ada yang menolong, Bang Rahmat dan Bang Agus mengantar korban ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit Bang Rahmat dan Bang Agus mengantar korban ke ruangan ICU, kemudian dokter segera memeriksa korban.

Setelah beberapa lama, dokter keluar dari ruangan.

"Apakah Anda keluarga korban?"

"Tidak Dok, kami hanya membantu korban tersebut." Bang Agus menjawab dengan rasa cemas.

"Korban ini beruntung karena terlambat lima belas menit saja nyawanya tidak akan terselamatkan."

"Ya sudah Dok, terimakasih banyak."

"Sama-sama dan Anda harus membayar uang adminittrasinya dulu agar pasien tersebut bisa dirawat inap."

"Iya Dokter kami akan membayar uang tersebut."

Kembali ke arena pacuan, perlombaan kembali dimulai, karena Bang Agus dan Bang Rahmat masih di rumah sakit, jadi mereka tidak mengikuti pertandingan. Sayang sekali, padahal tadi hampir finis dan stamina si Bintiak sedang bagus-bagusnya.

"Mat ada yang kita lupakan."

"Apa?" bertanya dengan penasaran

"Kitakan masih ikut pacuan."

165