Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/18

Halaman ini tervalidasi

“Tapi kasihan, dia nggak sehappy dulu.”

“Iya. Belakangan kayak yang tertekan.”

Bagas langsung mendapat pencerahan.

“Oke, makasih ya!”

“Sama-sama, Kamu anak klub tari kan?”

“Ya,” Bagas diarn lagi ketika siap ngibrit. “Kenapa?”

“Evita keluar dari klub itu ya? Kenapa sih dia? Padahal dulu kayaknya getol banget ngentenin klub tari.”

“Itu dia yang lagi saya cari tahu. Jangan bilang Evita ya saya kesini.”

“Oke.”

Bagas yang masih memikirkan Evita, disibukkan oleh rencana klub tari mengikuti festival kebudayaan bulan depan. Tiba-tiba saja waktu Bagas habis untuk latihan dan dia tidak kunjung bertemu Evita. Anak itu semakin susah dicari.

Tetapi di jam-jam latihan mereka, tanpa sepengetahuan Bagas, Evita seringkali berdiam di balik pintu hanya untuk mendengarkan lagu pengiring mereka, untuk mendengar suara pembimbing dan suara Bagas yang kencang membenarkan yang ngawur-ngawur.

Evita memeluk buku-buku pelajarannya dengan gelisah. la tahu, keputusannya salah besar-bagi dirinya, bagi klubnya, bagi Bagas. Ia menyesal telah membuat semua orang kecewa. Namun ia juga takut larut dalam fatamorgana. Ia pikir dia dan Bagas bisa jadi lebih dari teman, tapi bagi Evita, Bagas sepertinya hanya menganggapnya teman satu klub, teman bicara, dan sesosok manusia yang harusnya mengejar cita-cita, bukan mendepak hobi demi studi. Satu hari sebelum surat perpanjangan keanggotaan klub diisi, Evita belum berpikir akan benar-benar keluar. Dia hanya mempertimbangkan banyak hal. Nilai, masa depan, dan Bagas. Dia bertahan selama dua tahun di klub karena berharap pada Bagas, yang tidak menunjukkan gejala-gejala jatuh cinta terhadap Evita, dan itu membuatnya putus asa.

6