Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/34

Halaman ini tervalidasi

kakak!" Riana menggerutu padaku. Aku tak mendebat ulang, hanya menyandarkan badanku ke dinding dan bersenandung pelan.

"Terima kasih sudah berkata Alfa bertahan kemarin!" Aku menegakkan badanku memilih berlalu. Tak membiarkan ocehan gadis itu memenuhi telingaku lagi.

* * * 

Riana

Aku meminum jus yang disediakan di pesta peluncuran film. Mencoba tersenyum dan menikmati hasil dari kerja kerasku. Dari jauh, aku mengamati Alfa yang sedang berjuang keluar dari keributan kecil yang ditimbulkan saat wartawan menyemut mengerubunginya. Aku dapat melihat wajahnya berubah panik, dan saat itu juga seulas senyuman terukir dari wajahku melihat penderitaanya.

"Kenapa senyum-senyum Kak?" Alfa entah bagaimana sudah berada di dekatku. Wajahnya terlihat bersinar dan menyisakan sedikit senyum.

"Kenapa Kau bisa berada di sini? Bukannya tadi Kau berada di sana?" Aku menunjuk arah tempat tadinya ia berada.

"Kau pikir aku robot?" Kali ini kata-katannya penuh senyuman.

"Ya, robot yang tak ingin diganggu privasinya! Mengapa kali ini kau menggangguku bad boy?" Aku berkacak pinggang menantangnya yang jauh lebih tinggi daripadaku.

Aku dan Alfa bertukar cerita cukup banyak. Meski aku lebih banyak mengoceh dan Alfa mengangguk diam meresapi ceritaku atau malah tertidur. Akupun tak mengetahuinya. Berdiri bersisian dengannya seperti ini, aku tak tahu kenapa. Tapi aku menikmatinya.

"Well actually, I'm just a realistic man who says what I think inside my head! But not with that way..." Alfa belum sempat menyelesaikan kalimatnya untuk menjawab pertanyaanku. Tapi kilatan cahaya blitz kamera menyergap

22