Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/55

Halaman ini tervalidasi

"Sebetulnya tujuannya adalah untuk mencari orang yang mau membantu menghijaukan kembali hutan ini. Tetapi sepertinya orang yang dicari sudah ketemu."

"Oh ya, siapakah dia?”

Randhi berjalan ke arah Pak William. Pak William yang tak menyadarinya kaget pada saat disapa.

"Bapak dan Ibu, inilah bapak yang baik hati yang bersedia membantu kami menghijaukan kembali hutan ini, Pak William," papar Randhi dengan percaya diri.

"Apa?" Kata Pak William tidak percaya.

Pers pun mengerutkan keningnya, bingung dengan apa yang terjadi. Randhi pun ikut-ikutan mengerutkan keningnya. Teringat oleh Pak William percakapannya dengan bosnya.

"Pak William, mari masuk. Saya ada tugas untuk kamu. Lima hari yang lalu, saya makan siang dengan Pak Surya. Kau tahu kan, pemiliki perusahaan terkenal itu? Nah, saat itu ia mengajukan kerja sama antara perusahaan kita dengannya. Tentu saja hal ini sangat menggembirakan. Apalagi saat ini entah mengapa keuntungan kita menurun. Tetapi, ia mengajukan satu syarat. Ketika kutanya, ia mengatakan bahwa akan diberitahu pada saat penandatangan surat,"cerita si Bos.

"Hari ini adalah hari penandatanganannya. Tetapi karena ada rapat penting, saya minta Anda untuk mewakili saya. Dan Pak William, ingat! Apa pun syarat itu, kamu harus menyetujuinya! Kudengar di sana akan ada banyak pers yang berkumpul. Jangan memalukan nama perusahaan kita. Harapan perusahaan ada di bahumu. Ingat itu!" Demikian pesan terakhir atasannya sebelum ia berangkat.

Pak William pun bingung, tak dapat berpikir sama sekali.

'Apa-apaan ini? Mengapa Randhi ada di sini? Bukankah fotonya sudah kubakar? Mengapa ia masih bisa membuka pameran? Ada apa dengan tempat ini? Semua adalah foto-foto tanah tandus yang sudah kutebang. Bukankah ini

43