Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/58

Halaman ini tervalidasi

menandatangani surat itu.

Kilatan blitz kamera mengiringi penandatanganan surat perjanjian reboisasi hutan dan sekaligus kerja sama antara perusahaan milik Surya dengan perusahaan Kayu Sejahtera. Surya dan Randhi senang, tak menyangka bahwa akan semudah ini. Setelah selesai, pers ingin mewawancarai Pak William. Kesempatan itu dimanfaatkan Randhi untuk menyelinap dan menemui Diah. Ditinggalkannya Pak William menghadapi serbuan pers sendirian. Diah berdiri di dekat sana, menonton dari kejauhan. Randhi berhenti tepat di dekatnya.

"Randhi, selamat ya atas pameranmu. Semoga sukses besar. Dan terima kasih, karena telah mau berusaha menghijaukan hutan kami. Suatu hari nanti, akan kubalas kebaikanmu," ucap Diah tulus. Tetapi Randhi tetap saja menangkap kesedihan di matanya.

"Astaga, Diah! Hutan itu pasti akan hijau kembali. Aku telah sukses dengan semua rencanaku. Lalu sekarang mengapa matamu masih tetap memancarkan kesedihan?" Tanya Randhi depresi.

"Ini bukan urusanmu. Yang perlu kamu lakukan hanyalah memikirkan gadis yang kamu sukai itu," ucap Diah kasar.

"Ah, maaf. Aku sendiri tidak tahu mengapa bisa seperti ini. Aku...," ucap Diah salah tingkah tidak tahu mengapa dia bisa menjadi kasar seperti itu.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan kalau gadis itu tidak tersenyum?" Tanya Randhi.

"Eh?" Diah kebingungan.

"Lalu apa yang harus aku lakukan kalau gadis yang ingin aku bahagiakan, yang sedang berdiri di hadapanku ini tidak tersenyum?" Tanya Randhi lebih jelas.

"Aku?" Tanya Diah, masih belum mengerti.

"Ya, kamu," ucap Randhi.

"Tapi gadis yang kamu sukai itu gadis dalam foto ini,

46