Halaman:Antologi Cerpen Remaja Sumatera Barat Perahu Tulis.pdf/98

Halaman ini tervalidasi

rumah Shin Hye-ra selama ia berada di Frankfurt.

Siey, bagaimana ia biasa di panggil, menarik kembali koper besar coklatnya setelah melempar smartphone-nya ke dalam tas samping. Ia memutuskan untuk duduk sejenak dengan kopi di kafe bandara. Di situasi seperti ini, ia membutuhkan kafein.

10 menit...

15 menit...

Gadis itu belum datang juga. "Masih ada lima menit lagi Hye-ra-ssi-. Janji mu kau akan sampai dalam 20 menit. Kalau tidak, kita tidak berteman lagi."

"Yoo-ra yaa..,." ujar seseorang yang dibarengi dengan pelukan mendarat seluruh tubuh Siey. "Sudah kuduga! Kau tidak pernah lepas dari kopi." Shin Hye-ra menatap Siey dan sengaja memanggil gadis itu dengan nama Korea yang ia berikan.

Tatapan sok polos Hye-ra dibalas dengan tatapan membunuh oleh Siey. Jika tidak ada HAM atau sejenisnya, ia mungkin akan melakukan pembunuhan tersadis dengan berbagai variasi dan korban pertamanya yang sudah jelas ada di depan mata. "Kemana saja Kau?" Ujar Siey bertanya atau lebih tepatnya membentak.

Hye-ra duduk di sebelahnya, lengkap dengan seulas senyum tak berdosa. Ia bersandar pada kursi dan menyilangkan kakinya serta berpangku tangan. Ia masih sempat menyesap kopi Siey sedikit. Dan hanya mengangkat bahu untuk menanggapi pertanyaan sekaligus bentakan Siey padanya.

"Aku menyesal mengenalmu! Sekarang cepat antar aku! Tunjukkan di mana rumahmu dan bayar tiga cangkir kopi dan satu frappucino ini!" Siey membawa sisa frappucinonya, dan berjalan menjauh. "Oh, koperku juga. Hukuman untukmu!"

Hye-ra, dengan pasrah menuruti Siey. Membayar minumannya, dan membawakan koper nya, walaupun ia

86