Halaman:Apakah Batjaan Tjabul.pdf/63

Halaman ini tervalidasi

63

pun sudah ada. *)[1] Soal ini bukan soal baru, melainkan soal lama.

Jang perlu bagi kita ialah untuk mengetahui dengan konkrit berapa angka² jang dapat kita utarakan, agar supaja pembitjaraan² jang kita lakukan berdasar atas keterangan² jang exact, sehingga tjara² dan djalan² jang kita pikirkan untuk mengatasi hal ini dapat didasarkan kepada kenjataan² jang terdjadi tadi.

Djadi saja rasa ini sudah djelas, maksud saja ialah, djikalau ada ketjabulan, maka kita perlu memikirkan tindakan apa jang harus kita ambil. Tidak tjukup kalau kita hanja membuat undang² dan menentukan sangsi²-nja dengan hukumannja serta, tetapi kita harus berusaha keberbagai djurusan, misalnja mengadakan kinderrechter dan sebagainja.

Mengenai lain²-nja tidak perlu saja sebut, karena sudah dikemukakan oleh lain² Saudara.

KETUA : Terima kasih Saudara Hazil.

Sekarang saja persilakan Saudara Raihul Amar.

RATHUL AMAR SIRUKAM : Saudara Ketua jang terhormat dan Saudara² hadirin sekalian ; saja tertarik akan pembitjaraan Saudara St. Takdir. Mungkin saja dipengaruhi oleh perasaan, entahlah, mungkin djuga karena saja lahir dialam sekarang ini, dialam modern, dimana dulu dikatakan, orang itu hidup setjara primitif, sedang sekarang orang hidup setjara modern. Saja seorang Islam, tetapi saja lahir dialam jang berbeda dengan alam kelahiran Bapak Hamka, waktu orang pergi kesurau masih berdandan dan kitab Qur'an adalah merupakan sadjian batjaan jang paling enak. Saja lahir didjaman modern, dimana tjara berpikir manusia sudah berobah. Tetapi lama² kaum agama kalah oleh golongan² ilmu pengetahuan, lebih² didunia Eropa. Suatu hal jang tegas dapat dilihat dari sudut

  1. *) Dr. C. Hooykaas dalam ,,Koloniale Studien" th. 1938 mengatakan, bahwa banjak diantara peladjar² A.M.S. afd. A. dan B. Iogja telah melakukan persetubuhan.