Sesampainja di roemah madjikannja, kebetoelan Tati dipanggil-panggil oléh Nji R. Partiah, diperintahkan soepaja membersihkan kamar Dr. Pardi dari kertas-kertas bekas boengkoes bawa'an barang-barang. Pada itoe waktoe kebetoelan Dr. Pardi memboeka barang jang ia akan berikan pada saudaranja. Nji R. Partiah keloear dari kamar, akan memperlihatkan barang-barang jang oentoek orang toeanja, waktoe Tati ada ditempat dimana tadi adik perempoean Dr. Pardi ada berdiri.
„Ini boeat kau Par”, kata Dr. Pardi jang tidak melihat lagi apakah adiknja masih berdiri di dekatnja. Tati jang djongkok mengoempoelkan kertas djadi terkedjoet, tetapi tidak koerang terkedjoetnja poela Dr. Pardi waktoe melihat boekan soedaranja, tetapi Tati jang berhadapan padanja. Dan, ini Tati jang sekarang dewasa adalah djaoeh bedanja dengan Tati anak ketjil teman ia memain pada belasan tahoen jang laloe.
„Hai, Tatikah ini atau boekan ?” tanja Dr. Pardi.
„Saja dokter”.
„Kau soedah besar sekarang. Dimanakah kau waktoe saja tadi datang? Kenapakah kau ta' membahagiakan kedatangan saja ?”
„Saja tadi sedang di belakang, dokter. Selamat datang, dokter !”
Arah mata dokter moeda bertemoe selèrètan dengan arah mata gadis désa. Terlihatlah Dr. Pardi sebagai orang héran, sedang Tati mengandoeng takoet serta maloe di air-moekanja. Kedoeanja ta' mendapatkan perkata'an boeat melandjoetkan pembitjara'an. Nji R. Partiah sementara itoe masoek di kamar sedang Tati
8