lebih baik mas dokter meloepakan sadja pada Tati ? Doenia toch tidak sedaon kelor, apa lagi boeat mas dokter, seorang moeda serta berpangkat”.
„Partiah, betoel katamoe itoe. Tetapi biarlah sekarang saja berteroes terang. Semendjak saja kembali dari Borneo, ketemoe Tati, ialah jang selaloe mendjadi kenang-kenangan. Apa jang mendjadikan sebab saja tidak tahoe, meskipoen banjak lain2 gadis jang lebih tjantik dan terpeladjar, tetapi .... Tati, tidaklah saja dapat meloepakan”.
Dr. Pardi dan adiknja tidak mengetahoei benar sifatnja perhoeboengan antara Tati dan Amir. Ini boleh djadi karena meskipoen doea pemoeda itoe saling menjinta, mereka tetap memakai adat Timoer jang sopan, tidak oendjock sifat menjinta kasar, dengan setjara moerah diperlihatkan pada tiap-tiap orang.
Amir bekerdja keras agar dapat lekas tjoekoep mempoenjai oeang oentoek ongkos menikah.
„Pa' Iti, saja maoe bertanja tentang doea perkara. Pertama : berapakah tjoekoepnja oeang boeat ongkos kawin; dan kedoea: hari apakah jang baik oentoek melakoekan pernikahan itoe”, tanja Amir pada waktoe pagi pada Pa' Iti jang dianggapnja sebagai perlindoeng dan djoeroe naséhat.
Ini orang toea memikir, kemoedian manggoet-manggoet, laloe mendjawab :
„Tentang ongkos kawin, tjoekoep satoe roepiah setengah, jaitoe boeat ongkos penghoeloe. Dan djikalau orang miskin boleh datang sadja pada penghoeloe boeat minta dikawinkan dengan gratis, tentoelah akan di-
37