Halaman:Asmara Moerni.pdf/49

Halaman ini tervalidasi

jang lain, minta atau kasi barang jang perloe. Orang tahanan jang mempoenjai oewang (disimpan oléh administrateur) boléh memakai boeat belandja paling banjak f 1. –– satoe minggoe. Ini biasanja orang goenakan boeat sigaret, kopi, tèh atau lain keperloean seperti kajoe-api, saboen mandi, benang, pèn, tinta dan lainnja. Harga kertas sehelai 1 cent sedang franco dan postwaarden lainnja orang boléh beli sebanjak-banjaknja.

Boeat Amir teroes merasa berat diwaktoe kira-kira. magrib, dimana matahari maoe terbenam. Ia berdiri di belakang pintoe roedji besi, dengan memikirkan doenia loear, teroetama Tati. Ia ingat waktoe didésa main soeling, waktoe berdjalan disawah merdeka kian-kemari, waktoe ketemoe Tati dibawah pohon ramboetan, kemoedian waktoe berdoea berangkat dengan Tati menoedjoe kekota dan hidoepnja dikota jang beloem lama, dengan penoeh tjita-tjita dikemoedian hari:

Sekarang bagaimanakah halnja dengan Tati ?

Waktoe hari soedah sampai Rebo, hanja tinggal satoe hari boeat kawinnja jang ia dan Amir telah tetapkan, Amir tidak datang, merasa sangat sedih dan maloe. Terbajang-bajang perempoean tjantik nakal jang naik betja Amir, dan tentoelah ia ini jang soedah menggoda pada toenangannja sehingga tidak poelang.

Tati menangis waktoe pada hari Kemis, jalah hari kawinnja, karena Amir beloem datang dan djoega tidak ada kabarnja. Ia menangis dengan perasa'an jang sangat nelangsa, seolah-olah didoenia ini tidak ada orang merasa lebih soesah dari padanja.

47