„Bi, dimanakah tempat tinggalnja itoe toekang njanji jang tempo hari naik betja Amir. Tentoelah ia jang soedah memèlèd Amir sehingga ia tidak datang kemari sampai pada ini hari.....”.
„Tati,...... nanti bibi hantarkan, djangan kau pergi mentjari sendiri !”
Tati ambil poetoesan ia haroes reboet kekasihnja kembali dari tangan zangeres jang lirikan matanja membahajakan hatinja kaoem lelaki.
Setelah bertanja beberapa orang, Tati dan bibi Ikah laloe menoedjoe kesatoe roemah jang dioendjoek sebagai roemah jang diséwa dan ditinggali oléh Miss Omi. Tetapi, waktoe ia datang, kelihatan roemah itoe soedah kosong. Depan ada nampak merk „Te huur”.
Pendjaga itoe roemah ketemoekan doea perempoean jang roepanja dalam kesedihan itoe.
„Dimanakah orang jang tinggal dalam ini roemah, abang ?”
„Ia kemaren soedah pergi”.
„Tahoekah abang kemana ia pergi?”
„Itoe saja tidak tahoe, hanja katanja ke Pontianak”.
Tati mengoetjoerkan air-mata, sedang bibi Ikah teroes bertanja :
„Apakah ia pergi sendiri atau ada temannja jang toeroet padanja ?”
„Teman-temannja banjak”, djawab pendjaga itoe.
„Lelakikah atau perempoean itoe teman-teman ?”, tanja Ikah lebih djaoeh.
„Lelaki banjak, perempoean djoega banjak, koerang-lebih ada 16 orang”.
48