Halaman:Asmara Moerni.pdf/54

Halaman ini tervalidasi

Toean Abdul Sidik mendengarkan dengan penoeh perhatian, manggoet-manggoet tertampak sedang memikir. Pada itoe waktoe telefoon berboenji. Toean roemah berbangkit dari doedoeknja pergi ke telefoon dengan perintah kepada bibi Ikah dan Tati, soepaja menoenggoe sebentar.

Jang meminta bitjara dengan telefoon ternjata Dr. Pardi. Ia menanjakan apakah anak perempoean jang datang pada toean Abdul Sidik itoe nama Tati berasal dari Tjigading. Toean Abdul Sidik mendjawab memang benar begitoe.

„Toean Abdul Sidik, saja poenja orang toea boléh dikata banjak berhoetang boedi kepada orang toeanja itoe anak. Djikalau itoe anak ada perloe minta pertoeloengan apa-apa, saja harap toean soeka menolong. Nanti perhitoengan dengan saja”.

„Djikalau hanja perloe pertoeloengan beroepa oeang, itoe gampang dokter. Saja tahoe memang ia anak baik sekali. Tetapi ada so'al lain dokter. Ia maoe poelang ke désanja, sebab jang diikoeti ketika pergi kemari katanja tidak ada lagi”.

„Toean Abdul Sidik. Saja harap toean bisa tahan ini anak. Bagaimana djalannja terserah kepada toean. Saja ingin seandainja toean dapat menahan ia, soeroeh tinggal disalah satoe internaat, lebih baik jang bisa sekalian teroes melandjoetkan peladjarannja dan semoea keperloeannja jang berhoeboeng dengan itoe saja jang pikoel. Tetapi ini hal ta' oesah toean Abdul Sidik memberi tahoe padanja”.

„Toean dokter. Saja tahoe ketinggian boedi toean

52