Halaman:Asmara Moerni.pdf/58

Halaman ini tervalidasi

BAGIAN KE-ENAM

Pertemoean penghabisan

TATI oendjoek tjerdas otaknja dan gampang sekali menerima peladjaran. Di roemah oleh ajah poengoetnja dipanggilkan goeroe boeat memberi peladjaran bahasa Belanda, sedang seminggoe tiga kali ambil les di salah satoe mode-cursus. Membatja boekoe ia sangat gemar, boleh djadi sekalian oentoek loepakan pada Amir jang selaloe mendjadi kenang-kenangannja.

Toean Abdul Sidik tidak menjalahi perkata'annja sendiri. Ia anggap Tati sebagai anaknja, dengan bangga oendjoekkan pada orang banjak, terboekti sering sekali nampak berdoea dalam autonja atau menghantarkan Tati masoek toko di Pasar Baroe.

Amir lama sekali menoenggoe perkaranja dihadapkan dimoeka Landraad, karena ia terdakwa ambil bagian dalam persekoetoean loeas smokkel madat dan morphine. Beberapa kepala dari ini komplotan telah meninggalkan ini negeri dan katanja berada di Korea. Inilah jang menjebabkan peperiksa'an selaloe tertoenda.

Setelah kira-kira 18 boelan dari terdjadinja ia ditahan, komplotan smokkel madat dan morphine itoe sebagian besar dapat dimadjoekan dihadapan hakim, dan Amir kerena tidak terboekti kesalahannja dan memang tidak bersalah, oleh Landraad dibebaskan.

Tergesa-gesa ia menoedjoe ke Sawah Besar, kepondok tempat tinggal bibi Ikah dan Tati. Alangkah sedih

56