Halaman:Asmara Moerni.pdf/63

Halaman ini tervalidasi

baroe beberapa malam sadja. Dari doeloe toekang-njanji Miss Omi maoekan dia, tetapi ia tidak maoe melajani, sebab selaloe ingat toenangannja dari desa, tadi ia pesan pada siapa djoega jang ketemoe dengan toenangannja itoe, namanja Tati”.

„Apakah loekanja membahajakan ?”

„Saja kira begitoe. Boleh djadi djiwanja terantjam, tetapi tadi masih hidoep, malah waktoe diangkat oléh pegawai dienst kesehatan, selaloe seboet: „Tati, Tati!”

Mendengar ini penoetoeran Tati menerodjol ke depan, tetapi soedah laat. Amir soedah dimasoekkan kedalam keréta-keséhatan dan dibawa ke C.B.Z.

Dari maoe menonton berganti pergi ke C. B. Z. Meskipoen tidak gampang sigera boleh masoek melihat sebab tidak ada pertalian familie, tetapi atas daja-oepaja toean Abdul Sidik, ia dan Tati boleh masoek ke zaal dimana Amir sedang dirawat.

Doea verpleegers sedang berdiri dekat tempat Amir terlentang, jang seorang mengoekoer djalannja darah di tangan, lain orang lagi mentjatat satoe dan lain hal berhoeboeng keperloean rapport jang akan dikasihkan pada dokter jang akan datang djaga malam.

Tati masoek kedalam itoe kamar, dapatkan Amir kepalanja terboengkoes oléh verband.

„Amir, Amir!„” ia menoebroek dengan menangis.

„Tati. Kau da...... tang......?”

Kemoedian dengan soeara pegat-pegat Amir menerangkan kepada Tati: „Waktoe dalam tahanan...... sekeloearnja...... dan di roemah sakit ini, sebeloem adjal, saja...... mohon kepada Jang Maha Esa......

61