Halaman:Bahasa Indonesia Pertama-tama diucapkan dalam Volksraad.pdf/3

Halaman ini tervalidasi

Pidato R. A. A. DJAJADININGRAT,
ANGGOTA VOLKSRAAD,
diutjapkan pada sidang ke 10 tgl. 23 Nopember 1920.


De Heer Djajadiningrat : Tuwan Voorzitter, haraplah Tuwan sudi memberi izin pada saja pun akan memakai hak jang telah didjatuhkan bagi Diwan Ra'jat ini jaitu hak akan memakai bahasa Melaju pada masanja membitjarakan rupa-rupa hal didalam persidangan Diwan itu.

Adapun bahasanja tentu sekali bahasa Melaju rendah, jang biasa terpakai sehari-hari oleh rupa-rupa bangsa didalam negeri ini : karena djikalau memakai bahasa Melaju tinggi, kurang terpahamkan oleh orang kebanjakan. Lain dari itu, didalam pidato saja ini tentu saja sering memakai perkataan olanda, jang memang telah bijasa terpakai didalam bahasa Melaju rendah dan terpaham ertinja oleh orang banjak.

Bahuwa maksud saja berpidato didalam bahasa Melaju itu ada enam rupa.

Pertama. Hak jang diberikan atas permohonan Diwan Ra'jat sendiri, jaitu hak akan memakai bahasa Melaju didalam persidangan ini, sampai sekarang, lain dari pada Tuwan Waworuntu, waktu kemarin, sekali-kali belum ada jang mendjalankan. Maka djikalau terus-menerus sebagai itu, tentu sekali nanti ditimbang, bahwa hak itu tiada perlu dilandjutkan : pada hal didalam timbangan saja tida begitu : halnja nanti saja terangkan lebih pandjang.

Keduwa. Ingin sekali saja menandakan, bahuwa sekali-kali tijada mendjadikan keberatan atau kesusahan, djikalau semua hal jang berhubung dengan kewadjiban Diwan Ra'jat diuraikan dengan memakai bahasa Melaju.

Ketiga. Disini, sering kali kita mendengar seorang anggota Diwan Ra'jat berkata : „Sungguhpun saja tijada begitu pandai bahasa Olanda, saja hendak djuga berkata didalam bahasa itu, karena maksud saja ingin terpaham”.

Terpaham oleh siapakah ? Terpaham oleh bangsa Olanda, jang mesti menimbang uraiannja itu : terpaham oleh kaum sana, jang memegang nasibnja tanah air kita ini. Sungguh betul sekali, akan tetapi, apakah tiada harus, bahuwa uraian itu teranggap djuga oleh bangsa kita, jang banjak : bangsa kita jang tijada pandai bahasa Olanda, akan tetapi jang harus menjambung dan menjokong semuwa, jang kita uraikan didalam persidangan Diwan Ra'jat ini : bangsa kita, jang misti tahu, bahuwa Diwan Ra'jat itu, suwatu lubang, jang sungguh masih amat sempitnja, akan tetapi pelahan-pelahan dengan djalan jang sjah, boleh dibikin besar, sampai kita boleh masuk didalam suwatu medan dimana kita boleh turut mengurus tanah air kita dengan seluwas-luwasnja.

Keempat. Sering kali saja menanja kepada bangsaku, jang tijada pandai bahasa Olanda, akan tetapi kepandaiannja jang lainnja teranggap tjukup akan menimbang sebaik-baiknja semuwa hal, jang mendjadikan keamanan bagi kita dan negeri kita, apakah sebabnja mereka belum sekali-kali mengundjungi Diwan Ra'jat ini, pada waktu ada permusjawaratan umum, Maka sahut mereka itu,

1