Beberapa kali telah saja uraikan dengan pandjang lebar didalam medan ini, politiek apakah jang hidup dalam hatinja bangsa kita jang terbanjak ; dan siapakah jang disudjudi dengan ichlas dan dianggap pemimpin jang sesungguhnja oleh mereka itu; djuga sering saja terangkan dengan sempurna, bagaimanakah haluan politieknja pemimpin-pemimpin itu? Djadi hal itu sekarang saja ta' usah uraikan lagi, karena semua tersebut didalam kitab permusjawaratan Diwan Ra'jat. Penghabisan hal itu saja uraikan waktu persidangan Diwan Ra'jat jang pertama, dalam tahun ini. Akan tetapi sekali-kali saja belum berasa, apakah keterangan-keterangan saja itu teranggap benar atau tida oleh Pemerintah. Karena semuwa perkataan jang keluar dari mulutnja Tuwan Kuwasa Pemerintah buwat hal-hal jang umum, dan jang berhubung dengan keterangan-keterangan itu selamanja samar sahadja. Sering kali saja berfikir, apakah sebabnja begitu. Maka dalam dugaan saja, tijada lain melainkan Pemerintah ta' faham betul, apa jang saja uraikan itu, dari sebab belum pernah masuk kedalam hati sinubarinja bangsa kita jang terbanjak. Djadi pemandangan Pemerintah tijada bisa lebih djauh dari pada tuwan2 Tjokroaminoto, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Abdoel Moeis, tuwan2 jang sehari-hari kelihatan ditempat-tempat jang umum oleh anggota2 Pemerintah.
Sekarang saja hendak bertanja kepada Pemerintah, apa kiranja S.I. afdeeling B boleh berdiri, djikalau tijada terbantu oleh seorang sebagai Hadji Ismail ? Apa Tjipto pernah dapat kekuasaan dalam desa djikalau ta' disekutui oleh seorang sebagai Hadji Misbach ? Apa Abdul Muis boleh meninggalkan kesan di Toli-Toli djikalau disitu belum ada ilat jang berakar kuwat ?
Saja menanja pula, apa Pembesar tahu haluan politieknja orang-orang se- bagai Hadji Ismail dan Hadji Misbach ? Apa Pembesar tahu betul pandjang-lebarnja ilat jang tumbuh di Toli-Toli itu ?
Maka akan bangsa asing tentu susah sekali akan mengetahui betul hal itu, sebab djarang sekali kedengaran suwaranja atau kelihatan wudjudnja ; oleh karena itu, saja seorang peribumi, dengan sekuwat-kuwat sering terangkan hal itu; maksud saja tida' lain, relainkan membantu pekerdjaan Negeri.
Sekarang saja ingatkan lagi kepada Pemerintah, djanganlah tertampa perkara ketjil apa jang saja uraikan itu, karena djika peri keadaan itu tijada ber- obah, tentu sekali kedjadian seperti S.I. afdeeling B timbul lagi ―― timbul lagi, jang nistjaja membikin susah Pemerintah dan menimbulkan bahala bagi bangsa dan Negeri kita ini. Alamatnja hal itu sudah ada dalam fatsal 4 surat perdjawaban Pemerintah ; karena disitu tersebut, bahuwa Pemerintah kuwatir akan memberi hak pada kita akan turut mengurus tanah air-kita sendiri, karena telah kedjadian S.I. afdeeling B.
Tuwan Voorzitter, saja mengharap dengan sepenuh-penuh pengharapan, supaja beberapa ratus orang Prijangan itu djangan dibikin satu dengan beberapa djuta orang lain bangsa Hendija. Saja berani tanggung ada beberapa djuta bangsa peribumi, jang sekali-kali tida' menjekutui maksud dan tingkah-laku S.I. afdeeling B itu. Djuga saja mengharap supaja kedjadian itu oleh Pemerintah ditimbang lebih djauh dan dibandingkan apa jang saja uraikan hal politiek jang hidup didalam hatinja bangsa peribumi, jang terbanjak.