Halaman:Bahasa Indonesia Pertama-tama diucapkan dalam Volksraad.pdf/8

Halaman ini tervalidasi

Akan tetapi bagaimanapun belumlah hilang hawatir saja, bahuwa S.I. afdecling B itu akan djadi berulang-ulang, djikalau peri keadaan dinegeri kita ini tetap seperti sekarang, jaitu kepertjajaannja anak peribumi jang terbanjak bagi pemerintah negeri kurang lulusnja.

Hal ini didalam surat perdjawaban disangkal. Itu tentu sekali, sebab bagai pemerintah tentu susah akan membetulkan, bahuwa ia sungguh tiada dipertjaja dengan lulus oleh penduduk negeri, jang terbanjak.

Adapun saja, tinggal tetap menerangkan, bahwa kepertjajaan itu kurang lulusnja. Maka sebab-sebabnja telah saja uraikan sepandjang lebar didalam pidato saja waktu persidangan biasa jang pertama dalam tahun 1918.

Djuga sjaratnja akan meneguhkan kepertjajaan itu saja terangkan disitu.

Maka djikalau kepertjajaan itu sudah teguh, baharulah hawatir kita lenjap mengulang-ngulangnja Tjimareme dan S.I. afdeeling B itu.

Tuwan2 Bergmeijer dan Tjokroaminoto ―― orang Prantjis bilang : „les extrêmes se touchent”, Tuwan Voorzitter ! - tuwan itu kemaren masing2 uraikan disini, bahuwa politiek itu ta' boleh diasingkan dari pada agama.

Benar tidaknja pidato Tuwan Bergmeijer saja ta' bisa menimbang, karena saja ta' kenal agama Nasrani. Adapun uraian Tuwan Tjokroaminoto hal itu, itu betul sekali, karena didalam Alquränpun tersebut :

ما تركنا في الكتاب من شيئ

Ertinja : „Didalam kitab itu sekali-kali tijada ada jang ta' tersebut”. Djadi semuwa aturan keperluan manusija didunija dan diachirat ada didalam Alquran. Maka djikalau negeri kita ini terisi oleh bangsa Islam belaka, tentu saja amat menjekutuinja pada kehendak Tuwan Tjokroaminoto itu, karena saja pun seorang Islam jang ingin sekali meninggikan dan memulijakan agamanja dengan sempurna. Akan tetapi Tuwan Tjokroaminoto pun tentu tahu, bahuwa dinegeri kita ini banjak djuga boemi-poetera dan lain bangsa, jang hak kelahirannja dan lain2 sama dengan hak kita, akan tetapi tijada beragama Islam. Djuga Tuwan Tjokroaminoto tentu tahu, siapakah jang memegang nasibnja negeri kita ini, pemegangan jang terlampau kuwatnja. Maka djikalau didalam negeri jang demikian itu didjalankan bidjinja politiek agama Islam, jang oleh Tuwan Tjokroaminoto pun tentu terkenal betul, nistjajalah sehari-hari kedjadian sebagai di Prijangan.

Apakah achirnja ? Pertama tentu lenjaplah keamanan didalam negeri kita, jang tertjinta ini; keduwa agama Islampun boleh djadi rusak oleh karena ta' bisa didjalankan dengan aring dan aman.

Dari sebab itu, baiklah kita muljakan agama kita, akan tetapi guna bekal diacherat sahadja. Adapun politiek dunija baik kita mengambil lain haluan, jang tjotjok dengan peri kedaan didalam negeri kita ini. Hal itu sekali-kali ta' melanggar kehendak agama kita, karena dalam hadispun tersebut :