sempurna. Caranya, gunakan kesempurnaan yang ada pada kita dengan sungguh-sungguh. Sadarlah, betapa banyaknya orang lain yang tidak sesempurna kita. Yang kedua, kewajiban kita membahagiakan orang tua. Salah satu cara membahagiakan orang tua adalah dengan berprestasi yang tinggi Dengan prestasi yang tinggi, kita beri kebanggaan kepada mereka. Mereka bangga pernah melahirkan kita sebagai anaknya.” Aku tertunduk semakin dalam. Tak sepatah kata pun yang mampu kuucapkan untuk menyanggah kuliah singkat yang diberikan Yosi kepadaku. Tak biasanya begini Biasanya, aku selalu punya kata untuk mementahkan kebenaran yang disampaikan teman-teman kepadaku Namun, pada Yosi, aku seakan-akan anak kecil yang tak mampu bicara.
“Apa sebenarnya yang kamu cari, Tom.” Aku menatap Yosi. Kuhela napas dengan pelan.
“Mencari sensasi? Atau, mencari perhatian?”
“Entahlah, Yos, aku pun tak tahu apa sebenarnya yang aku cari. Namun, yang pasti, dalam hatiku ada suatu keinginan untuk diperhatikan. Aku rasa, dengan tindakan yang kulakukan selama ini, aku akan memperoleh perhatian, terutama dari orang tuaku.”
“Memangnya, orang tuamu selama ini kurang perhatian.”
“Bukan kurang, mereka selama ini sangat memperhatikanku. Semua pintaku selalu dipenuhi. Ingin motor dibelikan motor, ingin HP dibelikan HP. Ingin sepatu dan pakaian mahal, tinggal sebutkan dan mereka pasti akan belikan. Namun, Yo, yang kuminta bukan perhatian seperti itu. Yang kuinginkan adalah perhatian secara batin. Aku ingin mereka tanya, bagaimana belajarku, bagaimana raporku bagaimana hubunganku dengan teman dan guru di sekolah, apa permasalahan yang kuhadapi. Itu yang kuminta. Namun, itu yang tak kudapatkan selama ini. Orang tuaku memperhatikanku secara salah, Yo.”
“Bukan salah, Tom, tapi mungkin mereka terlalu sibuk.”
“Ya, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Itu makanya, aku mencoba mencari perhatian,” ujarku.
“Makan lagi kacangnya, Tom. Bukankah kacang tojin makanan kesukaanmu.” Aku menatap Yosi dengan pan-118