akan tetap tingggal di rumahku. Lalu setelah selesai waktu minum teh baru aku kembali ke sini. Baiklah, kalau begitu aku akan bisa lebih tenang dalam pesoalan ini.
“Oh, iya Stephen, tadi sewaktu pulang ke rumah, aku melewati jalan yang terlarang itu. Tetapi tiba-tiba jalanku terhambat oleh semak-semak yang banyak tumbuh di situ. Setelah semak-semak itu aku singkirkan aku melihat sebuah gudang yang selama ini tidak pernah kulihat di situ. Aku merasa aneh sekali mengapa tiba-tiba polisi melarangku melewati jalan itu. Satu lagi, mengapa ada gudang dalam semak-semak itu? Padahal, aku sering berjalan-jalan di situ, kalau otakku lagi suntuk. Biarpun orang tuaku melarangnya, aku selalu tetap ke situ karena selain tempat itu natural banget, juga bisa membuat aku lebih fresh.”
Kalau begitu, suatu waktu nanti kita mencoba mendatangi tempat itu, tentu saja yang pergi hanya kita berdua dan jangan sampai ada seorang pun yang mengetahui rencana kita ini. Tetapi, akan lebih baik, jika kita berbaikan dengan Ketrin dan dia kita ikut sertakan. Karena dia kan merupakan bagian dari kita,” terang Stephen.
Aku, sih, maunya begitu, persoalannya sekarang, apakah Ketrin mau menerima kita kembali? Soalnya dia kan orangnya keras kepala. Kalau sudah marah, redanya lama banget," jelas Joy.
“Ya, sudah, sekarang lebih baik kita tidur saja dulu, soalnya hari sudah larut dan besok kita akan sekolah,” ajak Stephen. Lalu, Joy dan Stephen pergi ke atas menuju kamar masing-masing. Stephen mengucapkan selamat tidur pada Joy yang sudah masuk kamar lebih dulu. Kemudian, Joy pun membalasnya dan kemudian langsung tertidur pulas.
Pagi yang sangat cerah, langit biru, awan yang putih begitu indah dinikmati di pagi hari. Hari ini pertama kali untukku meninggalkan rumah. Aku merasa sangat cemas kalau-kalau kedua polisi berbadan besar itu mendatangi rumahku dan para pembantuku dipaksa untuk memberikan alamat atau nomor hp orang tuaku yang sedang berada di luar kota. Dan kalau kedua orang tuaku mengetahui hal itu, aku pasti dimasukkan ke sekolah asrama khusus wanita dan segala kegiatan yang aku sukai, aku...” Tiba-tiba Stephen