Saat Qahar Dewasa
Ulil Amri
PGSD UNP
"Qahar! kan, sudah Uda bilang dari dulu. Kalau mau kencing, bilang-bilang dulu!" teriakanku menembus langit-langit ruang tengah. "Kasihan kan Mak Iyah, tiap kali kamu buang air, beliau mesti ngepel lagi!".
Qahar tersudut, mata beningnva berkaca. Ekspresi yang sama ratusan kali kerap membuat benteng kesabaranku habis.
"Biar saja, Nak Alwi, indak usahlah dimarahi. Kasihan, kan, nanti Qaharnya menangis," ujar Mak Iyah bela-belain Qahar.
"Biar saja! Qahar itu sudah besar, sudah waktunya dia tahu kalau anak tujuh belas tahun itu indak ada yang kencing sembarangan."
"Tapi, Nak Alwi, kita sama-sama tahu kalau Nak Qahar itu..." Mak Iyah menghentikan ucapannya. Deg! Astagfirullah......karena kesal aku sampai lupa.
60