Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/108

Halaman ini tervalidasi

110

enoendjoek pada itoe boekoe. „Ambil !“

Pada itoe saat djiwanja doea orang ada bergantoeng ari kertas jang ditjaboet oleh Rogers.

Ia madjoe deketin itoe boekoe dengen sabar. „Boeat kaoe!“ katanja dalem hati sembari inget pada Clotilde, jang berbajang didepan matanja. „Boeat baesken kaoe“.

Dengen tangan jang tetap dan dengen ketabahan dari saorang gaga brani, jang tida takoet mengadep kematian, ia tjaboet salah sapotong kertas itoe.

Kemoedian Alfred tjaboet sapotong jang laen.

Perkara itoe sekarang soeda dipoetoesken.

Rogers telah tarik kertas jang pendek.

Dengen tida kata soeatoe apa, dengen moeka sedih, api sabar, ia trima nasibnja.

„Sekarang djam doea lohor,“ kata Alfred sembari mengawasi horlodji. „Kaloe liwat satoe taon djam doea ohor akoe kete moeken kaoe masi idoep, akoe nanti abrak kaoe sampe mati seperti saekor andjing gila.“"

Ia berpaling dan kloear dari itoe kamar.

Rogers tida bergerak dari tempatnja berdiri.

Dengen mata jang tida tetap ia mengawasi di depannja sembari memikir tentang kasoedahan kasoedahan dari apa jang telah terdjadi dalem itoe kamar.

Sekarang linjaplah harepannja jang paling bagoes, jaitoe aken menikah sama Clotilde dan linjaplah djoega itoe rasa beroentoeng aken idoep bersama Clotilde seperti soeami-istri. Dan ia tida boleh bitjara soeatoe apa tentang ini perang tanding.

Hatinja sanget terharoe. Dengen tjepat ia kloear dari itoe roema. la moesti djalanken satoe kewadjiban jang perloe sekali, jaitoe tjari Clotilde dan kasi bantoean padanja.