Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/114

Halaman ini tervalidasi

116

„Sabar, Vicky,“ djawab Scherer, „ia tida taoe apa jang ia berboeat. Di sini ia bisa tjoba kakoeatannja.“

Treakannja itoe orang gila kadengeran di seantero roemah.

„Ia nanti lekas djadi sabar,“ kata Scherer lagi. „Tapi siapa adanja itoe satoe, jang kaoe koeroeng di sitoe? Apa orang baroe?“

„Ini hari ia baroe dateng disini“, djawab Vicky

„Siapa namanja?“

„Akoe tida taoe. Ia telah oetjapken roepa roepa tjerita gila. Ia kata ada satoe gravin, anaknja ditjoeri orang, Goud djadi soeaminja, tapi Goud boekan namanja jang betoel dan laen laen perkara gila lagi. Akoe kira ia gila kabesaran.“

Marika berdoea lantas berlaloe dari sitoe dan dateng di roema besar, di mana samentara itoe soeda djadi aman poela.

Clotilde, dengen amat lelah, djatoken dirinja dilantei kamar, dalem niana ia dikoeroeng dan sembajang minta pertoeloengan bagi anaknja.