Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/129

Halaman ini tervalidasi

131

Johan Goud djadi pemboenoeh ajahnja

Di depan Marie, atas tiker permadani, ada terletak itoe kemedja dan piso, boekti boekti jang tida bisa disangkal dari Goud poenja kasalahan. Segala rasa tjinta, jang Marie telah kandoeng bagi soeaminja, lantas ilang. Itoe katjintaan diganti dengen rasa djidji. Tapi, Marie moesti bekerdja sebagimana haroesnja saorang anak dari itoe ajah jang diboenoeh.

Marie pasang koepingnja.

Apakah itoe manoesia binatang sekarang poelang ?

Sekarang Marie soeda rasa sanget tida sena g, boekan lantaran takoet, tapi lantaran rasa djidji Dengen saorang matjem begini ia telah menikah.

Ia telah serahken diri ja pada ini orang, jang telah boenoeh ajahnja.

Peringetan peringetan ini bikin Marie poenja djantoeng djadi brenti me noekoel Ia hendak lari, tapi ia poenja poetoesan telah bisa kalahken ia poenja rasa djidji.

Ia aken menoenggoe poelangnja. Alfred. Ia aken oendjoeken padanja ini boekti boekti dari ia poenja kedjahatan dan aken serahken ia pada Justitie . . . .

Marie tida goemetar . . . ia pasang kepingnja.... Apa sekarang pintoe depan tida diboeka? Apa ia tida seperti denger orang naek di tangga ?... Pastilah itoe soeaminja, jang seperti biasa, poelang dari club djoedi, clubnja millionnair millionnair. . . .

Tapi, boekan. . . . Itoe soeara datengnja dari djalanan. Marie telah kliroe. Boekannja Johan poelang.

Apa ia aken menoenggoe sadja sampe ia poelang? Apa perloenja ia toenggoe?

Poetoesan aken dikasi oleh hakim, boekan olehnja sendiri.