Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/135

Halaman ini tervalidasi

137

Vicky. Ia pergi ka pintoe dari kamarnja ini orang gila dan mengawasi ka dalem kamar itoe.

Baroe sadja ia memandang dalem itoe kamar, lantas ia moendoer dengen sanget kaget. Roepanja ia telah djadi amat kaget dan dengen paksa tahan soepaja tida mendjerit. Ia liat Clotilde doedoek di pinggir tempat tidoernja dengen moeka poetjet sebagi mait, tapi dengen paras tjantik sebagi bidadari.

„Apa itoe ?“ kata Frits saorang diri dengen bingoeng. „Gravin Clotilde Limburgh. Tapi tida boleh djadi ini orang ada itoe gravin. Ia ada dalem gedong dari leloehoernja, deket Den Haag. . . . Tapi roepanja begitoe sama. . . .“ و Lantaran sanget kepingin taoe maka Scherer mengawasi poela dalem itoe kamar djalan satoe lobang.

„Astaga! boekan laen orang . . . betoel itoe gravin ... kaloe sadja tida ada laen orang jang roepanja begitoe sama seperti dia,“ itoe djoeroe rawat menggrendeng.

„Gravin Clotilde !“ katanja kemoedian dengen njaring.

Clotilde djadi goemetar. Ia bangoen dari tempatnja doedoek dan memandang dengen heran di sakiternja, sebab ia tida taoe dari mana datengnja itoe soeara.

„Siapa panggil akoe ? katanja. Siapa disini taoe namakoe ?“

Scherer berpikir apakah otaknja sendiri ada beres.

„Astaga! Apakah kaoe sasoenggoehnja, gravin Limburgh ?“ katanja sambil boeka itoe kamar.

Clotilde, jang liat ia masoek, laloe kata; Scherer.

Njatalah ia itoe boekan laen orang dari gravin Limburgh. Tapi bagimana ia bisa dateng di Amerika sini? Kenapa ia dateng di sini?

„Nona Clotilde !“ Scherer berbisik sambil meman-