Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/156

Halaman ini tervalidasi

158

djawab Clotilde jang lantas gendong anaknja itoe.

„Di sini ada roemahnja koeli areng“, djawab itoe njonja. „Ini anak aken tinggal di sini sampe njonja roemah poelang Kaoe, tida ada hak boeat bawa ini anak setjara pentjoeri.“

Ia tahan Clotilde jang hendak pergi dari sitoe, lantaran mana ini iboe djadi menanja;

„Siapa kaoe ini sabetoelnja ?”

Sembari oetjapken ini, pertanjaan ia pikir, lantaran pertjakepan jang rame, boleh djadi nanti banjak orang djadi berkroemoen. Oleh kerna itoe maka ia pikir baek lekas pergi.

Sekoenjoeng koenjoeng ia lolosken dirinja dari pegangannja itoe njonja dan lari dari itoe roemah sakeras kerasnja. Itoe njonja bertreak dan kedjar padanja.

Beroentoeng dalem itoe wijk jang soenji itoe waktoe tida ada satoe orang jang bisa denger treakannja itoe njonja dan mengalangi larinja Clotilde.

Itoe njonja, jang sanget goesar lantaran Clotilde bawa lari itoe anak, tida brentinja mengoeber. Clotilde dapet liat, tida djaoe adalah kali jang aken paksa ia moesti brenti lari dan deket didepannja ada menara api jang tinggi.

Sebab tida bisa djalan lebih djaoe maka ia lari ka ini menara api.

Brangkali di sini ia aken bisa dapet tempat semboeni. Pintoenja itoe menara kabetoelan terboeka. . . . Clotilde sanget lelah