Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/18

Halaman ini tervalidasi

20

minja jang tida setia. Belon pernah Rogers meliat batin jang begitoe moelia.

la sapoe djidatnja sama tangannja seperti boeat koempoelken sekalian pikirannja.

„Tida merdika lagi! Tida merdika lagi!" ia kata dengen beroelang-oelang, kemoedian :

„Djadi, itoelah jang pisahken kita dari satoe sama laen. Nah, bikin poetoeslah itoe tali jang mengiket kaoe padanja. Loloskenlah dirimoe dari sasoeatoe kewadjiban tentang itoe soeami jang loepaken kewadjibannja. Taoe wadjib bikin begitoe lantaran kaoe dan kaoe poenja anak poenja keadaan sekarang. Kaloe soeda begitoe, kaoe djadi istrikoe."

,Akoe djadi istrinja, dan tetap djadi istrinja, kolonel. Akoe tetap setia pada itoe orang, pada siapa akoe soeda berdjandji setia, maskipoen ia tida haroes dapet kasetiaankoe."

Sasoeda diam sabentar, Clotilde teroesken bitjaranja:

„Djanganlah salahken padakoe, kolonel, jang keadaan ada begitoe roepa. Akoe tida bisa toeloeng,jang keadaan tida laen dari sekarang."

„Prempoean tjilaka, jang kena ditipoe. Tida, akoe tida salahken pada kaoe. Akoe sesalken kape dengen satoeloesnja hati. Slamat tinggal! Moedahan Allah melindoengi kaoe dan kaoe poenja anak."

Sembari kata begitoe, ia lepas tangan jang Clotilde angsoerken padanja dan berpaling ka pintoe.

Baroe sadja ia pergi, Clotilde, sembari menangis dengen sasenggoekan, lantas berloetoet di pinggir tempat tidoer dari anaknja.

la merasa koerang senang, jang ia soeda moesti bikin sedih saorang lelaki jang berhati begitoe moelia seperti itoe kolonel, kasedihan mana aken tida ada