Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/190

Halaman ini tervalidasi

192

Dengen kaget ia berdiri sabentar aken memandang di sakiternja.

Tentoelah ini orang jang tadi dikedjar.

Pada itoe koetika, jang ia berdiri, Clotilde mendjerit:

Itoe orang laki, jang ampir dapet ditangkep, dengen tida pake topi dan ramboet jang koesoet, melirik ka sana sini dan sedia boeat lari poela, adalah Vieuxtemps alias Goud.

Ini pengliatan jang mendadak telah bikin Clotilde djadi amat kaget. la teroes berdiri dipinggir djendela seperti soeda djadi loempoeh, sedeng matanja mengawasi pada itoe bangsat.

Kemoedian Vieuxtemps menjebrang djalanan. Satoe seconde kemoedian pintoe moeka dari roemahnja kolonel Rogers diboeka. Dengen pelahan itoe pintoe ditoetoep poela. Tindakan amat pelahan kadengeran di lantei dari papan dari pertengaan roemah. Pintoe di seblah kiri diboeka dan Vieuxtemps masoek dalem kamar.

Apa ia ada liat Clotilde berdiri di pinggir djendela?

Dengen gagoe dan tida bisa berkiser barang sedikit Clotilde berdiri teroes di tempatnja tadi.

Vieuxtemps mengawasi di dalem itoe kamar.

„Di sini orang bisa ilangken tjapenja," katanja dengen pelahan dan dengen soeara serat. „Ini ada roemahnja commissaris van politie.... tida satoe orang aken tjari akoe di sini . . . .“

Kemoedian, sembari hampirken pada Clotilde ia kata:

„Kaoe moesti semboeniken akoe.“

Clotilde moendoer seperti ia berdepan dengen moesoe jang berbahaja.

„Pergi... Demi Allah, diangan pegang akoe," katanja