Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/194

Halaman ini tervalidasi

196


roemah?

Clotilde, lantaran takoet aken ilang anaknja, berdiri dengen tida berkiser seperti orang loempoeh.

Orang boeka pintoe dari itoe kamar, jang mendadak djadi terang. Rogers, dengen memegang lampoe di tangan jang satoe dan revolver di tangan jang laen, berdiri di depan pintoe.

„Kenapa kaoe tinggal di gelap, Clotilde?" ia menanja. „Kaoe tentoe koeatir tentang. . . ."

Ia tida bitjara teroes.

Ia poenja mata jang bengis memandang pada itoe prempoean moeda jang goemetar. Ia liat kakinja Vieuxtemps, jang telah tida bisa semboeni sekali di blakang itoe rustbank. Waktoe meliat ini, itoe kepala politie telah djadi begitoe kaget, hingga ia berdiri seperti patoeng. . . . .

Tatkala tadi ia soeda deket sama roemahnja, agent agent tjeritaken padanja, bahoea itoe orang pelarian ada di deket sitoe. la sigra inget pada Clotilde soeda pikir tentang Clotilde poenja ketakoetan, sebab ia berada saorang diri sadja dalem itoe roemah.

la telah boeroe boeroe poelang aken lindoengken padanja dan senangken hatinja. la telah pasang satoe lampoe dan sekarang.....

„Agent!" kolonel Rogers mendadak panggil dan ia poenja soeara jang keras kadengeran dalem gang gang dari itoe-roemah, jang pintoenja terboeka.

Atas itoe panggilan agent agent politie lantas dateng. Dengen tangan jang memegang revolver, itoe kolonel menoendjoek pada bagian blakang dari itoe kamar.

Alfred Vieuxtemps lompat kloear.

Itoe semoea terdjadi dalem satoe saat sadja, hingga Clotilde tida ada tempo boeat bitjara.