Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/20

Halaman ini tervalidasi

22

pada orang orang jang liwat di djalanan. Kabetoelan sekali matanja ditoedjoeken pada satoe kreta bagoes, jang djalan dengen perlahan. Roepa heran dan kaget kliatan di moekanja.
 „Alfred ! Alfred ! ... Astaga ! ... Alfred !“ ia berseroe dengen keras.
 Ia oelangken ini djeritan lagi bebrapa kali, tapi tida saorang ada perhatiken saking ramenja itoe djalanan.
 Dan itoe kreta meneroesken djalannja dengen bawa ia poenja soeami jang tida setia, jang doedoek disampingnja saorang prempoean.
 Achirnja ia liat kombali soeaminja, jang telah bawa ia dari roemah orang toeanja dengen menggoenaken ia poenja kebodoan dan gampang pertjaja pada orang lelaku poenja bitjara. Kemoedian, sasoeda menikah bebrapa boelan lamanja, itoe soeami tinggalken ia ..... itoe soeami, jang ia tjari sampe ia dateng di Amerika.




 Pepata bilang :

„TEMPO ITOELAH OEWANG”


 Maka goenakenlah pembatja poenja tempo jang berharga boeat membatja soerat-tjerita:

„TIONG HOA GWAT PO”