215
XXVI.
ITOE PREMPOEAN ASING.
„Kaoe poenja doegaan ada kliroe, Inspecteur“ kata kolonel Rogers esok paginja pada inspecteur Bernard.
„Bitjaranja njonja Goud, jang telah bikin akoe dapet ini pikiran,“ djawab Bernard. „Ia pertjaja pasti, Vieuxtemps poenja istri pertama dan itoe njonja jang pake koedoeng biroe, ada satoe orang sadja.“
„Akoe bisa boektiken, bahoea itoe sangkaan tida betoel, sebab njonja Vieuxtemps ada sama akoe,“ kata Rogers jang waktoe pagi sekali soeda pergi dari roemahnja dan belon taoe tentang perginja Clotilde.
„Tapi, menoeroet kaoe poenja perkataan perkataan sendiri dan menoeroet tjeritanja agent agent, kaoe moesti idzinken akoe bilang, bahoea ini prempoean masih bergaoel dengen Vieuxtemps.“
Moekanja Rogers djadi berobah.
„Di sitoe ada satoe perkara jang akoe tida mengarti,“ katanja. „Akoe mengadepin satoe badean. Itoe bangsat roepanja ada mempoenjai kakoeasaan setan.“
„Djangan taro kapertjajaan pada orang orang prempoean, apabila ada ketarik perkara tjinta. Brapa banjak perkara kita soeda liat, bahoea saorang lelaki jang ditjinta, telah bisa boedjoek orang orang prempoean dari golongan pertama, anak anak dari orang toea jang terhormat, jang dididik dengen hati hati, boeat lakoeken kedjahatan.“
Rogers mengawasi di depannja seraja berpikir.
„Akoe tida bisa pertjaja,“ kata kolonel Rogers lagi. „Akoe tida bisa pertjaja!“
„Satoe voorstel, kolonel!“