Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/22

Halaman ini tervalidasi

24

nikah sama itoe nona.

 la telah pake satoe nama palsoe, soepaja ia poenja kedjahatan tida diketahoei orang.

 Bagimana sanget tida patoet adanja itoe orang, jang telah rampas Clotilde poenja segala apa : la poenja oesia moeda, ia poenja roemah, katjintaan dari orang toeanja jang soeda ada oemoer, sampepoen ia poenja nama dan ia poenja nasib.

 Sekarang Clotilde mengarti, apa jang ia soeda keroegian. Dengen sanget menesal ia inget pada gedong orang toeanja, di mana ia seharoesnja moesti tinggal, idoep senang dan makmoer, di mana ia telah djadi besar dengen dikiterin oleh katjintaan dari orang toeanja.

 Soenggoeh kedjam adanja nasib jang menimpah padanja. Hoekoeman berat ia moesti pikoel lantaran perboeatannja jang tida menderoet bitjara orang toeanja. Ah, kenapatah ia soeda pertjaja pada perkataan perkataan jang bagoes dari itoe pemboedjoek?

 Bagimana ia bisa terlepas dari ini keadaan?

 Saorang prempoean laen, jang djoega telah ditipoe oleh itoe orang, sekarang mengganti Clotilde poenja tempat, jang menoeroet wet moesti djadi ia poenja tempat. . . .

 Dalem hatinja timboel rasa bentji dan menghina pada itoe badjingan... Saban, saban pikirannja inget poela pada itoe soeami jang tida setia, jang telah meroesak peroentoengannja. . . .

 Betoel, ia sanget bentji pada itoe orang, aken tetapi... ia djoega tjinta pada itoe orang jang ia bentji.

 Sampepoen sekarang ia masi tjinta dengen sagenap hatinja. Ia tida bisa merasa laen dari begitoe.

 la moesti reboet kombali soeaminja itoe, biar bagimana djoega. Itoe soeami moesti djedi soeaminja