Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/278

Halaman ini tervalidasi

280

orang ka laen fihak dari itoe kamar.

Lincoln. djadi sabar dan menerdjang pada istrinja boeat bales apa jang Rogers bikin padanja. Tapi itoe prempoean keboeroe lari pada 'Rogers, jang soeda pegang itoe jamboek dan sembari berloetoet itoe prempoean peloek kakinja itoe kolonel dan memandang padanja seperti ia poenja penoeloeng, seperti satoe machloek dari langit jang soeda dikirim boeat menoeloeng padanja.

Bernard sekarang daleng disama tengah. Ia hampirken pada Lincoln dan pegang tangannja.

„Djangan begitoe, toean Lincoln," katanja dengen manis. „Toeroetlah pikiran jang sehat. Kenapa kaoe moesti djadi begitoe amarah ?

„Dari sebab Henriette tida maoe kasi lagi anggoer padakoe, dari sebab ia tida tjinta padakoe."

„Kaoe tida denger bitjaranja pikiran jang betoel. Bagimana kaoe maoe, kaoe poenja istri tjinta padamoe, kaloe kaoe perlakoeken ia tjara begitoe ?"

„Sasocatoe orang seboet dia orang mempoenjai hati matjan, "Henriette bertreak. „Akoe soeda lama lari, tjoba akoe taoe, di mana akoe bisa dapet tempat boeat berlindoeng"

„Sabar!" kata Bernard lagi. „Kaoe soeda minoem terlaloe banjak."

„Kaloe ia soeda minoem, ia siksa akoe," kata itoe prempoean sembari menangis.

„Kasi akoe bitjara sama dia," kata Bernard. „Ajo, Lincoln, sabar. Kaoe tida ada hak bocat perlakoeken kaoe poenja istri tjara begitoe. Apa kaoe tida ada mempoenjai hati, hingga kaoe kasi ia menanggoeng sengsara dan menangis sampe begitoe?"

Itoe toean tanah djadi ketawa.