Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/28

Halaman ini tervalidasi

30

jang kenal padanja, tida beroentoeng seanteronja.

 Atjapkali ia doedoek terpekoer dan di moekanja jang bagoes atjapkali kliatan seperti langit jang mendoeng.

 Ia telah sampe di perron dari itoe station, tatkala badannja mendadak mengkirik, sebab ia rasa saorang djedjelken satoe soerat dalem tangannja, jang ia gendong di blakakang.

 la menoleh ka blakang, tapi ia tida liat lagi itoe orang, jang kasi itoe soerat. la telah mengilang di antara orang banjak, jang kaloear dari itoe perron.

 Goud memandang pada itoe enveloppe ketjil, jang tida paka alamat apa apa.

 Ia soeda hendak boeang itoe soerat, sebab ia pikir tentoe boeninja itoe soerat tida laen dari minta toeloeng oewang. Tapi itoe waktoe ia tida bisa tahan ia poenja rasa kepingin taoe apa boeninja jang betoel.

 la moendoer bebrapa tindak dan boeka itoe enveloppe.

 Baroe sadja ia batja bebrapa garis, lantas moekanja poetjet sebagi mait dan itoe soerat goemetar dalem tangannja.

 la batja:

 „Manoesia boesoek, jang toch akoe masih tjinta teroes. Lantaran kapoetoesan harepan maka akoe angkat ini penah. Akoe adalah istrimoe jang kaoe soeda tipoe dan jang hatinja kaoe soeda bikin roesak.

 Akoe doeloe djadi anak jang beroentoeng dari graaf Limburgh ; kaoe taoe akoe masih bodo...."

 Goud tida bisa batja lebih djaoe. Perkataan perkataan ini bikin hatinja terharoe.

 Resianja telah diketahoei... la poenja istri, jang ia soeda tipoe dan tinggalken, ia poenja Clotilde, telah ikoetin ia menjebrang laoetan ; . . . Clotilde soeda taoe semoea . . . Tida ada lagi perkara lebih hebat,