Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/289

Halaman ini tervalidasi

291

laen. Pipinja Itoe prempoean djadi merah boeat sakedjepan. Dan sasoeda ia doedoek di depan piano, ia kasi kloear soeara soeara jang begitoe sedih dari itoe tetaboean, hingga semoea orang dengerken dengen memoedji. Sampe poen Lincoln telah brenti isep pipanja dan djadi heran mendenger itoe soeara jang amat bagoes.

Clotilde loepa ia poenja keadaan pada itoe waktoe. Ia poenja pikiran melajang ka doenia laen. Repanja ia sanget girang, sedeng djari djarinja jang aloes dan bagoes memaenken itoe tetaboean. Mendadak ia menjanji..dengen soearanja jang bagoes

„Ini soeara ada satoe milik jang tida bisa tjoekoep ditaksir harganja,“ kata Bernard pada kolonel Rogers. „Satoe toekang menjanji jang mempoenjai itoe soeara bisa dapet pengasilan amat besar.“

Clotilde denger ini kalimat jang paling blakang. Mendadak ia dapet satoe pikiran. Kenapa ia tida aken goenaken ini kepandean jang soeda di kasi padanja oleh Allah? Doeloe ia belon tjoekoep brani, tapi ia soeda dibikin djadi mateng oleh ia poenja katjilakaan. Ia toeh moesti kasi makan dan pake pada anaknja. Iboe mana bisa koerang kebranian, kaloe ada tersangkoet nasib, atawa lebi baek dibilang pengidoepan dari anaknja?

Pikiran pikiran ini bikin ia djadi berpikir.

Rogers minta ia menjanji lagi sedikit. Clotilde loeloesken itoe permintaan.

Itoe njanjian ada begitoe menarik hati, lagoenja ada begitoe sedih, hingga matanja Clotilde penoeh dengen aer. Kemoedian ia doedoek di seblahnja Henriette.

Tapi Rogers tida maoe biarken sobatnja dalem itoe