Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/293

Halaman ini tervalidasi

295

nesal. Kaloe akoe loeloesken kaoe poenja kainginan, akoe nanti bikin kaoe djoega djadi tjilaka."

„Kasilah akoe sepatah perkataan jang memberi harepan, sepatah perkataan sadja.“

„Tida, sekarang belon temponja, kasi akoe tempo doeloe boeat berpikir.“

„Baeklah, tapi perijajalah, tida satoe orang laki jang begitoe sanget menjinta pada kaoe seperti akoe."

Clotilde djadi goemetar waktoe denger itoe perkataan perkataan jang bernapsoe. Jang bitjara begitoe adalah soearanja hati.

Ia djalan bebrapa tindak.

„Akoe nanti kasi taoe akoe poenja djawaban," katanja dengen secara goemetar. Kemoedian ia pergi. Rogers liat ia mengilang dalem roemah, di mana Emma tidoer.

Rogers tinggal di sitoe memikirken dirinja. Djantoengnja memoekoel keras. Sasaat lamanja ia ampir sadja ikoetin Clotilde aken memoehoen soepaja Clotilde dengerken bitjaranja. Rogers maoe pergi padanja, ia maoe berloetoet di depan Clotilde, ia aken panggil Allah djadi saksi dari ia poenja katjintaan, jang ia tida bisa tahan lagi..... Tapi koetika itoe ia moelai berpikir lagi..... Ia tida aken berlakoe tjara begitoe, sebab Clotilde nanti bisa pandang rendah padanja. Apa Clotilde tida maoe kasi ia poenja poetoesan?..... Dengen pelahan ia sampe poela di kamarnja... pelahan pelahan la djadi lebih sabar.

Baroe sadja ia pergi dari itoe poehoen, tatkala gombolan roempoet diboeka dan kliatan Henriette....

Dengen hati koeatir Henriette telah dengerken itee pertjakepan. Sekarang ia soeda taoe semoea. Ia poenja firasat soeda ternjata benar. Djadi, semoea harepannja