Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/32

Halaman ini tervalidasi

34

 Johan Goud telah bangoen dari tidoernja. Ia merasa takoet dan tjape. Seantero malem ia telah memikir tentang itoe soerat jang kemarennja ia trima. Halnja Clotilde hendak berdiam dalem roemahnja, menindes padanja seperti satoe goenoeng........

 Kaloe seandenja Clotilde boeka resianja, kaloe Clotilde tjeritaken ia poenja kedjahatan.

 Semalem, sapoelangnja dari station, ia tida brani bitjara apa apa pada Marie boeat poedjiken istrinja jang pertama.

 Aken tetapi, ia moesti ambil poetoesan, sebab sabentar sore Clotilde aken dateng tawarken pakerdjaannja sebagi prempoean pengawal atawa boeat laen pakerdjaan. Dan dari sebab Goud tida liat djalan boeat tjegah itoe kedatengan dari Clotilde, maka ia moesti tjoba aken berlakoe sebrapa bisa sabar.

 Tatkala ia kloear dari kamarnja, ia ketemoe sama Marie jang, seperti biasa, kasi slamet pagi dengen girang pada soeaminja.

 Belon pernah Goud insaf keboesoekannja seperti itoe pagi, tatkala Marie peloek dan tjioem padanja dengen perasaan sanget beroentoeng.

 la tiada brani pandang matanja itoe istri, jang itoe waktoe merasa sanget beroentoeng. Goud rasa seperti ada satoe satoe soeara kata padanja:

 „Penipoe."

 Moekanja jang poetjet dan laen dari biasa, telah menarik pikiran istrinja. Waktoe makan, Marie berlakoe loear biasa manis pada soeaminja. Ia sama sekali tida doega pikiran pikiran jang hebat dan djahat, jang timboel dalem otaknja itoe soeami jang ia sanget tjinta.

 Marie merasa bangga jang ia djadi istrinja orang lelaki jang paling tjakep di antero kota New York,