Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/327

Halaman ini tervalidasi

329

Poekoel sabelas orang orang politie aken dateng. Djadi ia masi ada tempo setenga djam.

Dengen pelahan ia toeroen ka bawah, boeka pintoenja itoe roemah ketjil dan djalan sampe dibagian paling blakang dari tanah lapang. Roepanja didepannja ada apa apa bergerak. Satoe bajangan kliatan terajoen ajoen. Apa itoe bajangannja toean tanah ?

Tapi, boekan, itoe boeni tindakan jang enteng lida bisa laen dari tindakannja orang prempoean.

Fox tida bisa pertjaja, bahoea itoe nona jang pake koedoeng ada diroemah besar.

Ia mengawasi lebih teliti. Matanja pelalian pelahan djadi biasa dengen kagelapan di sitoe.

Itoe bajangan adalah njonja Lincoln. Ia tida liat pada Fox Ini klontong berdiri dengen tida bergerak, sampepoen napasnja ia tahan.

„Apa ia moesti bikin di loear waktoe begini ?“ Fox pikir. „Kenapa djalannja begini hati hati ?“

Fox soeda pikir aken boentoetin dia.

Inilah boekan satoe pakerdjaan gampang. Djalanan djalanan sempit, sanget djelek, doeri doeri ada amat banjak. Pelahan pelahan ia tida liat lagi bekas djalannja itoe njonja.

Tapi mendadak ia dapet satoe pikiran bagoes.

Di mana djoega itoe njonja berada, toch tentoe ia nanti poelang. Fox aken kombali ka tanah lapang, djongkok di satoe podjokan dan menoenggoe di sitoe kombalinja itoe njonja.

Fox berlakoe begitoe.

Kedjadian djoega sebagimana la soeda pikir.

Njonja Lincoln sedikit tempo kemoedian kombali, ini kali Fox boentoetin dia.

Ia liat, Henriette dengen pelahan pergi ka satoe pin-