Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/331

Halaman ini tervalidasi

333

 T„oean tanah brangkali belon tidoer,“ kata Rogers dengen pelahan pada kawan kawannja, „akoe hendak sigra pergi padanja dan kasi taoe apa jang kita hendak bikin.“

 „Baeklah, kita aken toenggoe kaoe disini,“ djawab Bernard.

 Dalem itoe roemah ada sepi sekali. Rogers pergi ka kamar makan dan ketok pintoenja dengen pelahan.

 „Masoek!" djawab Lincoln.

 Tatkala Rogers soeda masoek, itoe toean tanah mendjerit lantaran kaget.

 „Kaoe di sini ?" katanja.

 „Akoe soeda kombali lagi, toean Lincoln," kata Rogers dengen pelahan, „kita djadi boeroeng jang kloear di waktoe malem. Kita sekarang pertjaja pasti, Veuxtemps dan itoe prempoean jang pake koedoeng ada disini."

 „Disini ?" kata Lincoln, „Tapi akoe toch paling doeloe moesti taoe, kaloe betoel begitoe ?"

 „Ini semoea soeda terdjadi zonder kaoe poenja taoe, toean Lincoln dan kerna itoe akoe dateng kasi kabar pada kaoe, bahoea kita moesti bikin pengoesoetan."

 „Baeklah."

 „Sabetoelnja akoe koeatir, istrimoe sendiri jang kasi tempat pada itoe nona."

 Lincoln moelai memaki. Sama kepelannja jang koeat ia poekoel medja.

 „Mari kita pergi," katanja. „Mari kita moelai preksa itoe roemah ketjil."

 „Kaloe kaoe maoe pertjaja sama akoe," kata Rogers, „djangan kita moelai preksa itoe roemah. Dalem ini roemah tida ada orang selaennja itoe klontong, njonja Clotilde dan ia poenja anak. Kita poenja papreksaan