Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/333

Halaman ini tervalidasi

335


rikoe dari kaoe poenja siksaan."

„Apa kaoe tida maoe bitjara teroes terang?" tanja Bernard. „Kaoe semboeniken itoe nona dan Vieuxtemps.

Henriette ketawa.

„Diam!" kata Lincoln. „Sekarang boekan temponja ketawa. Hati hati kaoe, kaloe kita dapetken marika disini."

„Itoe prempoean jang pake koedoeng biroe tida djaoe dari sini," kata Rogers dengen mendadak sambil poengoet apa apa dari lantei. „Tjoba liat. . . ."

Semoea orang dateng lebih deket.

„Satoe saroeng tangan," kata Bernard.

„Satoe saroeng tangan prempoean," Fox tambahken.

„Bilang toch!" kata Lincoln pada istrinja. „Kaoe tida oentoeng soeatoe apa dengen menoenggoe. Kaoe toch tida aken terloepoet dari akoe poenja tjamboek."

Apa ini prempoean aken mengakoe? Tjara bagimana orang bisa paksa ia mengakoe, Rogers pikir.

Fox soeda pergi lagi dengen hati hati. la djaga itoe pintoe.

Tapi Henriette liat padanja.

„Bangsat!" katanja pada Fox. „Djahanam! Kaoe telah koentji akoe disini. Akoe nanti bales!"

„Akoe pergi dari sini," katanja mendadak dan lari sabelon orang doega ia aken lari. „Tapi akoe nanti bales."

Lincoln masoek dalem itoe kamar sama lilinnja dan preksa di segala podjokan.

Rogers masih pegang itoe saroeng tangan, jang Fox soeda kenalin sebagi saroeng tangannja itoe nona.

Tapi ini nona sendiri tida ada kliatan.

la telah tida bisa lari djalan djendela, sebab ini djendela pake roedji dari besi, jang tida gampang