Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/342

Halaman ini tervalidasi

344

Ia pegang tangannja Clotilde.

Emma mendjerit.

Mendadak Alfred roepanja hendak ambil laen poetoesan.

„Sebab kaoe tida maoe laen, backlah kaoe moesti tjari padakoe.“

Ia lepas tangan istrinja dan rampas itoe anak, sabelonnja Clotilde bisa bergerak.

Vieuxtemps bawa lari itoe anak.

Clotilde hendak boeroe, tapi badannja soeda terlaloe lelah. Ia rasa seperti segala apa di sakoelilingnja ada terpoeter. la djatoh pangsan. Tindakannja Vieuxtemps tambah lama tambah djaoe dan achirnja tida kadengeran lagi.

Orang tida denger apa apa lagi selaennja angin jang bertioep dengen keras dan bikin poehoen poehoen kajoeja djadi bergojang. Clotilde masih teroes terletak di tanah.

Bebrapa djam soeda liwat.

Pelahan pelahan moelai socboel, sinar sinar jang pertama dari matahari menerangin langit di bagian bawah.

Hari soeda moelai siang.

Angin jang segar dari tempo pagi bikin Clotilde djadi sedar dari pangsannja.

Ia rasa seperti ia bangoen dari impian jang sanget ngeri.

Sekarang soeda terang betoel.

Mendadak ia inget apa jang itoe malem soeda terdjadi. Ia tida mengimpi. Anaknja soeda dibawa lari oleh Vieuxtemps.

„Allah!“ ia berbisik, „kasianlah sama akoe poenja Emma.“