Halaman:Bangsawan dan Pengemis.pdf/368

Halaman ini tervalidasi

370

„Marika tidoer,“ kata Frits, „sekarang kita djoega boleh tidoer.“

Scherer berpikir bebrapa saat lamanja. Kemoedian ia robah pikirannja dan bilang:

„Lebih baek tida tidoer. Denger, njonja Vieuxtemps. Ini tempat tida aman. Itoe rampok rampok di segala saat bisa bangoen dan bisa ganggoe pada kita. Lebih back kita pergi.“

„Akoe sanget tjape,“ djawab Clotilde. „Kakikoe tida bisa lagi bertindak.“

„Besarken kaoe poenja hati. Akoe pergi bersama kaoe dan kita nanti tjoba tjari satoe pondokan di deket sini. Ka mana kace made pergi?“

„Ka djoeroesan Philadelphia, toean Scherer.“

„Kita pergi sama sama, kaloe kaoe maoe.“

„Tentoe sadja akde sanget girang, sebab kaoe kenal akoe dan akoe taoe, akoe boleh perijaja padamoe“

„Akoe barep begitoe. Djadi, kaoe masih sadja maoe tjari toean Goud ?“

„Ja, akoe tida mace ketemoeken dia lagi, tapi anakkoe, jang ia soeda rampas, memaksa akoe ikoetin dia.“

„Djahanam betoel betoel!“ kata Frits Scherer.

„Sekarang akoe djalan sedjalan djalannja sadja, mentjari anakkoe, tapi belon ada ketemoe.“

Tabahken kane poenja hati,“ kata Frits dengen soeara manis. „Kaoe poenja daja oepaja nanti berhasil.“

„Mari,“ katanja lagi, „kita tida bisa tinggal lama lagi di sini. Ini tempat berbahaja. Mari kita pergi.“

„Dan kaoe maoe toeloeng sama akoe, toean Scherer ?“

„Dengen segala senang hati.“

Clotilde angsoerken tangannja.

Scherer pegang itoe tangan jang ketjil dan hatinja djadi sanget terharoe.